Sejujurnya saya ingin sekali menjadi bagian dari generasi baru Indonesia. Generasi yang tidak pernah patah arang. Tapi kenyataannya saya hanyalah bagian dari generasi yang melawan dalam diam yang takut akan kematian.
Tidak ada gunanya cerita heroik tentang Soekarno, Tan Malaka, Syahrir, dan Jendral Soedirman. Karena sikap patah arang kita, mereka-mereka orang besar hanya menjadi wayang usang. Tak ada gunanya mereka jadi legenda perjuangan, jika kita malas berjuang.
Saya tidak ingin menjadi bagian dari pemuda Indonesia yang patah angan. Membiarkan diri terbuai dengan cinta dan imajinasi kasih sayang dari orang asing. Cerita-cerita tentang figur-figur perkasa nan penyayang seolah tidak berguna.
Saya selalu takut jika menjadi bagian dari generasi pemuda Indonesia yang mimpi dan gagasannya taklut karena kelaparan, hilang karena ketidak sanggupan menyentuh pendidikan, hilang moral karena serbuan kultur asing. Saya tidak mau menjadi bagian dari generasi pemuda Indonesia yang abal. Di negeri sendiri hanya menjadi kacung tukang bersih sandal.
Saya yakin pemuda Indonesia tidak mudah dipecah perang saudara. Saya yakin pemuda Indonesia tidak ingin menjadi tentara partikelir yang berlagak pahlawan padahal hanya diperalat elit-elit biadab. Dan saya yakin, pemuda Indonesia bukanlah generasi penjilat pantat-pantat.
Sumpah (saya) pemuda bukan Sampah.
Tidak ada gunanya cerita heroik tentang Soekarno, Tan Malaka, Syahrir, dan Jendral Soedirman. Karena sikap patah arang kita, mereka-mereka orang besar hanya menjadi wayang usang. Tak ada gunanya mereka jadi legenda perjuangan, jika kita malas berjuang.
Saya tidak ingin menjadi bagian dari pemuda Indonesia yang patah angan. Membiarkan diri terbuai dengan cinta dan imajinasi kasih sayang dari orang asing. Cerita-cerita tentang figur-figur perkasa nan penyayang seolah tidak berguna.
Saya selalu takut jika menjadi bagian dari generasi pemuda Indonesia yang mimpi dan gagasannya taklut karena kelaparan, hilang karena ketidak sanggupan menyentuh pendidikan, hilang moral karena serbuan kultur asing. Saya tidak mau menjadi bagian dari generasi pemuda Indonesia yang abal. Di negeri sendiri hanya menjadi kacung tukang bersih sandal.
Saya yakin pemuda Indonesia tidak mudah dipecah perang saudara. Saya yakin pemuda Indonesia tidak ingin menjadi tentara partikelir yang berlagak pahlawan padahal hanya diperalat elit-elit biadab. Dan saya yakin, pemuda Indonesia bukanlah generasi penjilat pantat-pantat.
Sumpah (saya) pemuda bukan Sampah.
No Response to "Sumpah (saya) Pemuda bukan Sampah"
Post a Comment