SOME ARE DREAMERS. SOME ARE REALISTS. BUT WE ALL WELCOME CHANGE. SOME ARE LOVERS. SOME ARE FIGHTERS. WE ALL PUMP THE SAME RED BLOOD INTO OUR VEINS. THIS IS THE WORLD AS I KNOW IT. THE NEW IS IN. I'M FEELING BETTER ALREADY.

Terus Terang, Philips Terang Terus - Tagline Terhebat

Terbukti, great wording power bisa menghasilkan tagline yang kuat dan abadi. [read more]

Petani, Sempit di Lahan Luas

Apa kabar nasib para petani?, sudahkah mereka sejahtera?, apakah mereka merdeka? [read more]

Belajar Kaya Dari Si Miskin Yang Kaya

Singapura adalah tetangga kita paling dekat sekaligus tempat tujuan utama wisata masyarakat Indonesia. Entah kenapa Singapura mempunyai daya tarik tersendiri untuk didatangi. [read more]

Solusi Macet Jakarta?, Gampang, Salahkan Saja Sepeda Motor

2015 Jakarta Lumpuh!, begitu analisis para pengamat di bidang transportasi dan tata kota. [read more]

Peserta Ujian Hanya Satu Orang?, Lucunya Negara Ini.

Headline semua media dalam 7 hari belakangan ini tentulah terfokus pada isu, gonjang-ganjing, dan intrik pemilihan calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI). [read more]

Sebuah Pandangan Tentang Dimensi Berdoa

Manusia Theis adalah wujud yang tidak bisa dilepaskan dari dinamika berdoa. Dalam keadaan apapun secara sadar ataupun tidak manusia pasti berdoa, entah itu dalam keadaan senang bebas lepas atau dalam keadaan sulit terhimpit terinjak, manusia tidak pernah lepas dari ritual berdoa.

Tidak bisa ditolak, berdoa merupakan jalan hidup yang terintegrasi dengan segala interaksi manusia. Jika ada pertanyaan kepada siapa kaum Theis berdoa, tentu jawabannya kepada Tuhan yang diyakininya masing-masing juga dengan cara masing-masing.
Bisa dikatakan, berdoa adalah hak asasi mahluk berTuhan. Berdoa tidak bisa diinterpretasi secara sepihak dan didikte tentang bagaimana caranya yang benar.

Hanya Tuhan yang tahu apakah doanya sampai atau sah atau tidak.
Hanya Tuhan yang punya hak untuk menyatakan apakah doa untukNya akan dikabulkan atau tidak.

Banyak yang beranggapan berdoalah ketika melakukan hal-hal yang baik. Apakah itu benar?, tidak tahulah, karena pastinya ukuran kebenaran setiap orang pasti berbeda-beda. Banyak juga yang beranggapan jangan berdoa saat melakukan hal-hal yang buruk. Hmmm, jelas ini salah. Ukuran keburukan adalah hal yang tidak dapat diukur. Mungkin hanya Tuhan yang mengetahui jelas secara pasti hal-hal atau perkara-perkara apa yang disebut suatu keburukan.


Saya mengambil contoh. Ada seorang pria mapan, dia berniat untuk melakukan hubungan seks dengan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) di sebuah hotel bintang 4. Sebelum dia melakukan hubungan seks, yang ia lakukan adalah berdoa menurut kepercayaan yang dia anut. Apakah itu salah?, saya rasa tidak.


Kenapa tidak salah?. Untuk pria tersebut, berdoa adalah suatu kebiasaan yang tidak bisa ia lepaskan dari kehidupannya sejak ia masih menjadi anak kecil polos hingga seperti sekarang.
Masalah atau perkara apa yang dilakukan setelah berdoa, itu cerita lain. Saya pikir, manusia tidak bisa mencampuradukan antara doa dengan perbuatan setelah berdoa. Dimensi waktunya saja sudah berbeda.

Walaupun ingin melihat doa dan perbuatan setelah berdoa sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ada baiknya berdoalah dulu sebelum melakukan perbuatan atau perkara apapun supaya selamat sampai pekerjaan selesai.


Selain itu, berdoa sebelum melakukan suatu perbuatan apapun memiliki tujuan untuk memohom ampun, karena mungkin perbuatan yang dilakukan adalah suatu perbuatan dosa. Tapi harus diingat, jangan menghakimi dulu, karena hanya Tuhan yang tahu secara pasti apakah aksi PSK tersebut suatu dosa atau tidak. Mungkin saja si PSK tersebut terpaksa menjadi PSK karena tuntutan hidup yang begitu menghimpit. Yang jelas, manusia tidak bisa menghakimi lebih dulu daripada Tuhan. Jika ingin disebut sebagai mahluk berTuhan
.

Berdoa sebelum melakukan perbuatan apapun juga akan sedikit mengurangi beban psikologis. Untuk seorang pencuri misalnya, berdoa sebelum ia melakukan perbuatan mencuri adalah hal yang berdampak positif bagi psikologisnya, karena mungkin saja pencurian yang ia lakukan adalah hal yang "terpaksa" ia lakukan. Di mata Tuhan itu dosa atau tidak?, entahlah, hanya Tuhan yang tahu.


Jadi ada baiknya, bisa membedakan dimensi berdoa dengan apa perbuatan setelah berdoa. Supaya kita bisa mengerti, bahwa apapun yang kita lakukan dalam hidup ini, berusahalah memulainya dengan doa.

No Response to "Sebuah Pandangan Tentang Dimensi Berdoa"

Post a Comment


Developed and Modified by Kirana™ © 2010 the Content is Still Under Construction