SOME ARE DREAMERS. SOME ARE REALISTS. BUT WE ALL WELCOME CHANGE. SOME ARE LOVERS. SOME ARE FIGHTERS. WE ALL PUMP THE SAME RED BLOOD INTO OUR VEINS. THIS IS THE WORLD AS I KNOW IT. THE NEW IS IN. I'M FEELING BETTER ALREADY.

Terus Terang, Philips Terang Terus - Tagline Terhebat

Terbukti, great wording power bisa menghasilkan tagline yang kuat dan abadi. [read more]

Petani, Sempit di Lahan Luas

Apa kabar nasib para petani?, sudahkah mereka sejahtera?, apakah mereka merdeka? [read more]

Belajar Kaya Dari Si Miskin Yang Kaya

Singapura adalah tetangga kita paling dekat sekaligus tempat tujuan utama wisata masyarakat Indonesia. Entah kenapa Singapura mempunyai daya tarik tersendiri untuk didatangi. [read more]

Solusi Macet Jakarta?, Gampang, Salahkan Saja Sepeda Motor

2015 Jakarta Lumpuh!, begitu analisis para pengamat di bidang transportasi dan tata kota. [read more]

Peserta Ujian Hanya Satu Orang?, Lucunya Negara Ini.

Headline semua media dalam 7 hari belakangan ini tentulah terfokus pada isu, gonjang-ganjing, dan intrik pemilihan calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI). [read more]

Moral Tradisional





Saya pribadi masih ingat dengan jelas, setiap hari masa libur sekolah 15 tahun yang lalu, saya sungguh dapat merasakan betapa bentuk persahabatan bersama teman-teman sekomplek melalui berbagai macam permainan tradisional. Setiap malam kami bermain Galah Asin, Petak Umpet, Tap Jongkok,  dan yang lainnya. Sementara pada pagi siang atau sore kami bermain Egrang, Kelereng, bahkan bermain Balap Karung walaupun bukan pada saat 17an. Saya merasakan permainan tradisional memiliki nilai-nilai kehidupan yang sangat tinggi. Anak laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam menentukan keputusan dalam permainan. Semua permainan dimulai dengan kesepakatan dengan melakukan Hompimpa. Satu dengan lainnya saling menghormati, saling menghargai, saling berjiwa besar menerima keputusan bersama.

Tapi 15 tahun berselang, tepatnya saat ini, sangat sulit sekali menemukan sekelompok anak-anak bermain berbagai macam permainan tradisional, paling tidak di lingkungan tempat tinggal saya saat ini.

Permainan tradisional tergantikan oleh permainan modern yang bertumpu pada kecanggihan teknologi, bukan pada ketersediaan berbagai hal di sekeliling kita. Permainan modern yang cenderung bersifat tertutup dan individualistis dan tentunya mahal perlahan tapi pasti menggerus eksistensi permainan tradisional yang sejujurnya dapat meletakan dasar-dasar moral dalam hidup bermasyarakat. Nilai-nilai kebersamaan, spontanitas, sportivitas, dan kompetisi yang positif seakan tergantikan.

Maka dari itulah muncul ide untuk membuat campaign public service announcement (PSA) ini. (ceritanya) PSA ini dihelat oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. Tentu bertujuan untuk membangkitkan kembali gairah dan hegemoni permainan tradisional agar menyentuk masyarakat pedesaan maupun perkotaan dalam berbagai lapis golongan.

Sebenarnya masih banyak permainan tradisional lain yang tidak dapat saya gambarkan secara visual. Eksekusi visual dari campaign ini juga terkesan sederhana cenderung tidak menarik. Tapi saya tetap berpegang dari teori seorang Paul Arden, "ide yang baik adalah ide yang terlaksana dan sudah menjadi kenyataan. Seburuk apapun hasil dari ide baik tersebut, tetap ide itu adalah ide yang baik karena sudah terlaksana".

1 Response to Moral Tradisional

dEE
November 30, 2010 at 7:27 PM

mas ... ijin co-pas gambar2nya, mo saya buat wallpaper di warnet saya, buat suasana baru dan tentunya lebih memasyarakatkan permainan tradisional indonesia yang sudah mulai punah ... terima kasih ...

Post a Comment


Developed and Modified by Kirana™ © 2010 the Content is Still Under Construction